Perdana Menteri Malaysia Kritik Ceramah Gus Miftah, Soroti Akhlaqul Karimah dalam Dakwah
Jabar Sergap.live – Baru-baru ini, Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, memberikan kritik terhadap ceramah yang disampaikan oleh Gus Miftah, seorang tokoh agama ternama asal Indonesia.
Kritik tersebut muncul setelah konten ceramah Gus Miftah dianggap tidak mencerminkan akhlaqul karimah, nilai akhlak yang mulia dalam Islam, dan dinilai sebagai contoh yang buruk bagi umat Muslim di Malaysia.
Dalam pernyataannya, Anwar Ibrahim mengungkapkan keprihatinannya terhadap konten ceramah tersebut, yang dianggap tidak sesuai dengan prinsip-prinsip moralitas Islam yang mengedepankan kedamaian, rasa hormat, dan etika yang baik.
Ia menekankan pentingnya menjaga marwah Islam sebagai agama yang universal dan mengajarkan kedamaian bagi umat manusia, serta mengingatkan bahwa setiap tindakan atau ucapan seorang tokoh agama harus mempertimbangkan dampaknya pada umat Muslim di seluruh dunia.
Akhlaqul Karimah sebagai Pedoman dalam Dakwah
Islam, sejak awal penyebarannya, telah menanamkan nilai-nilai luhur seperti akhlaqul karimah, yang mencerminkan akhlak mulia dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam dakwah. Ketika seorang pemuka agama berbicara, diharapkan ucapan dan tindakannya mencerminkan nilai-nilai tersebut untuk menjadi teladan bagi umat Islam di seluruh dunia, tidak hanya di negara asalnya.
Dalam hal ini, kritik PM Malaysia mengingatkan bahwa Islam harus dijaga dalam perspektif global. Tidak ada tempat untuk merasa lebih Islami atau merasa lebih benar dalam beragama dibandingkan dengan umat Islam lainnya di berbagai negara.
Keberagaman budaya dalam Islam harus dipandang sebagai kekayaan, bukan sebagai alasan untuk saling merendahkan atau merasa superior.
Pentingnya Etika dalam Dakwah Lintas Negara
Kritik terhadap ceramah Gus Miftah juga menyampaikan pesan penting bahwa dakwah tidak hanya berbicara mengenai penyampaian ilmu agama, tetapi juga tentang bagaimana menyampaikannya dengan penuh adab dan menghormati perbedaan budaya antar negara.
Seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, dakwah harus dilakukan dengan kelembutan, kebijaksanaan, dan rasa hormat terhadap audiens.
Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa Islam sebagai peradaban universal harus dijaga oleh seluruh umat Muslim, tanpa memandang perbedaan negara atau budaya. Tindakan yang dianggap melampaui batas oleh umat Islam di negara lain bisa merusak citra agama ini secara keseluruhan.
Menghadapi Tantangan dalam Menjaga Kehormatan Islam
Kritik dari Perdana Menteri Malaysia terhadap Gus Miftah juga menjadi refleksi bagi umat Islam untuk selalu berhati-hati dalam setiap tindakan dan ucapan, khususnya para tokoh agama yang memiliki pengaruh besar. Islam sebagai agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam harus dijaga marwahnya, baik di tingkat lokal maupun global.
Dengan menjaga sikap saling menghormati dan penuh bijaksana dalam berdakwah, umat Islam dapat merawat persatuan dan kehormatan agama di mata dunia. Sebagai umat, kita memiliki tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa setiap tindakan kita mencerminkan nilai-nilai Islam yang penuh kasih sayang, kedamaian, dan keharmonisan pungkasnya. (*b*Red)
_Penulis adalah Pengurus PPWI Nasional_