
Jakarta Sergap.live – Kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto mulai menunjukkan arah yang nyata dalam membenahi kesenjangan sosial dan ekonomi di Indonesia.
Dalam berbagai kesempatan, Prabowo menegaskan pentingnya pembangunan yang berkeadilan dan berpihak pada masyarakat bawah.
Salah satu strategi yang ia dorong kuat adalah penguatan koperasi sebagai solusi ekonomi rakyat.
Presiden Prabowo meyakini bahwa koperasi, jika dikelola dengan jujur, transparan, dan berpihak pada rakyat kecil, bisa menjadi instrumen utama dalam mengatasi ketimpangan.
Keyakinan ini bukan sekadar wacana, tapi mulai diwujudkan melalui kebijakan nyata yang memprioritaskan pembangunan berbasis komunitas dan ekonomi rakyat.
Langkah ini tak lepas dari komitmennya untuk menjawab apa yang dulu ia sebut sebagai “Paradoks Indonesia”: negeri kaya raya yang masih dihantui kemiskinan dan ketimpangan.
Kini, sebagai kepala negara, Prabowo bergerak dengan pendekatan strategis dan terukur.
Fokus utamanya sederhana namun fundamental: gizi untuk anak-anak, lapangan kerja untuk rakyat, dan akses ekonomi yang adil untuk semua.
Alih-alih terpaku pada jargon-jargon besar, Prabowo memilih diam dalam kerja dan bicara hanya saat hasilnya mulai tampak.
“Ini bukan soal cepat atau lambat, tapi soal arah dan keberanian memulai,” ujar seorang staf ahli di lingkungan Istana yang enggan disebutkan namanya.
Dalam masa pemerintahannya yang masih awal, Prabowo telah menunjukkan bahwa perubahan tidak selalu datang lewat gebrakan, tetapi lewat ketekunan dan konsistensi.
Ia memilih membangun dari dasar, meletakkan fondasi yang kuat agar perubahan yang tercipta bisa bertahan dalam jangka panjang.
Dengan pendekatan seperti ini, publik perlahan mulai melihat bahwa Prabowo tidak sedang mencari tepuk tangan, melainkan hasil.
Tidak sedang memoles citra, tapi membenahi akar persoalan bangsa.
Paradoks Indonesia masih ada. Namun kini, kita punya pemimpin yang tidak sekadar menunjuk masalah, tetapi turun langsung menyusun solusinya.
(Red)