
Jakarta Sergap.live – Seketaris kabinet presiden prabowo melakuak pertemuan dengan mentri imipas Agus andrianto membahas tentang sistem pelayanan publik di lingkungan mentri imipas.
Tedi berkunjung ke kementrian imipas atas undangan mentri agus
Kita membahas tentang pogram utama kementrian imigrasi dan pemasyarakatan ungkap tedi
Dilihat dari akun Instagram (IG) resmi Sekretariat Kabinet, Sabtu (26/7/2025), disebutkan Teddy berkunjung ke Kementerian Imipas atas undangan Menteri Agus, Pertemuan berlangsung pada Jumat (25/7).
Teddy menuturkan jumlah pegawai Kementerian Imipas kini lebih dari 65 ribu orang. Dengan jumlah pegawai tersebut, dia menyebut layanan harus selalu ditingkatkan.
“Dengan jumlah pegawai mencapai lebih dari 65 ribu orang di seluruh Indonesia, Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan terus berupaya untuk membangun pelayanan yang cepat, tepat, dan transparan serta mudah diakses oleh masyarakat,” ungkap Teddy.
Diketahui Menteri Agus mencanangkan 13 program akselerasi dalam rangka mewujudkan Asta Cita pemerintah. Dalam rapat kerja dengan Komisi XIII DPR RI di Jakarta, Selasa (5/11/2024).
Agus memaparkan program pertama adalah memberantas peredaran narkoba dan pelaku penipuan dengan berbagai modus di lapas dan rutan dengan pembersihan blok hunian rutan dan lapas, tes urine, hingga optimalisasi program rehabilitasi pengguna narkoba.
Kedua, lanjut dia, program pemberdayaan warga binaan untuk mendukung ketahanan pangan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
Warga binaan akan dibina untuk mandiri di bidang agrobisnis dengan bekerja sama dengan Kementerian Pertanian hingga melaksanakan panen raya.
“Tiga, penguatan dan peningkatan pendayagunaan warga binaan untuk menghasilkan produk UMKM. Program ini dilaksanakan dengan kegiatan intensifikasi kegiatan produktif di lapas atau rutan,” jelas Menteri Agus.
Program keempat adalah memprioritaskan bantuan sosial kepada keluarga warga binaan yang kurang mampu dan masyarakat di sekitar UPT Pemasyarakatan.
Dan program prioritas yang kelima adalah mengatasi permasalahan kapasitas dan kepadatan di rutan maupun lapas dengan solusi yang komprehensif dengan mengoptimalkan pemberian remisi, hak integrasi, cuti bersyarat, cuti menjelang bebas, penambahan kapasitas hunian, serta pembaruan regulasi.
Lalu program keenam adalah layanan keimigrasian berbasis digital dengan mengembangkan beberapa aplikasi layanan, termasuk di antaranya satu aplikasi yang mewadahi masyarakat untuk mengakses seluruh layanan keimigrasian.
Kemudian ketujuh, pengembangan gerbang otomatis (autogate) pada seluruh bandara dengan penerbangan internasional dengan target instalasi di Bandara Internasional Juanda dan penambahan unit autogate di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang pada 2025.
Program kedelapan adalah pencegahan tindak pidana perdagangan orang dan tindak pidana penyelundupan manusia, dengan penguatan 146 petugas imigrasi pembina desa (pimpasa) yang tersebar di seluruh satuan kerja imigrasi, kerja sama dan forum internasional melibatkan negara sahabat maupun organisasi internasional.
Program kesembilan ialah penguatan pemeriksaan keimigrasian di tempat pemeriksaan imigrasi (TPI) dengan mengoordinasikan sistem informasi profil penumpang di seluruh TPI.
Selanjutnya program kesepuluh adalah pengembangan ruang selesa (lounge) khusus pekerja migran untuk memberikan perlakuan khusus bagi pekerja migran di bandara internasional yang menjadi titik keberangkatan atau kedatangan pekerja migran Indonesia.
Ke-11, program bakti sosial dengan sasaran masyarakat di wilayah perbatasan dengan mengerahkan satuan kerja imigrasi yang berada di garda terdepan negeri.
Program prioritas ke-12, membangun tambahan lapas modern keamanan supermaksimum (supermaximum security) dan lembaga pendidikan berstandar internasional secara bertahap, serta akan diterapkan konsep penjara canggih (smart prison) dengan melaksanakan keadaan sistem keamanan dan ketertiban yang modern dan berbasis teknologi.
“Kemudian program yang ke-13, meningkatkan kebanggaan lembaga pendidikan dengan mengembalikan nama Poltekim dan Poltekip menjadi Akademi Imigrasi dan Akademi Ilmu Pemasyarakatan,” ungkap Menteri Agus.
(Red-@MIR)