
Pangandaran, Sergap.live – Dewan Pengurus Harian Serikat Petani Pasundan (SPP) mengecam keras tindakan kekerasan, penggusuran, dan intimidasi yang diduga dilakukan oleh preman bayaran PT PMB terhadap sejumlah petani anggota SPP di wilayah Pangandaran.
Dalam pernyataan resminya, Ketua Harian SPP, Yosep Nurhidayat, S.H., menyampaikan bahwa para petani yang menjadi korban telah mengelola lahan secara sah dan damai selama bertahun-tahun sebagai bagian dari perjuangan reforma agraria.
Tanah garapan tersebut bukanlah lahan kosong, melainkan sumber kehidupan yang telah dirawat dan dikelola secara produktif oleh masyarakat.
“Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok preman ini tidak hanya melanggar hukum pidana, tetapi juga merupakan bentuk pelanggaran terhadap hak asasi manusia serta prinsip reforma agraria yang dijamin oleh konstitusi,” tegas Yosep Jumat 13/6 Melalui Siaran Pers.
SPP menilai tindakan represif ini sebagai bentuk kriminalisasi terhadap perjuangan petani yang sah, serta menuduh PT PMB bertanggung jawab atas segala bentuk kekerasan yang terjadi di lapangan.
Dalam pernyataan sikapnya, SPP menyampaikan lima tuntutan:
1. Mengutuk keras kekerasan dan intimidasi terhadap anggota SPP yang dilakukan oleh kelompok preman yang diduga disewa oleh PT PMB.
2. Mendesak aparat penegak hukum untuk segera mengusut tuntas kasus ini dan menangkap para pelaku serta aktor intelektual di balik aksi kekerasan tersebut.
3. Meminta Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) serta pemerintah daerah untuk memberikan perlindungan terhadap hak-hak petani, serta mempercepat proses legalisasi tanah dalam kerangka reforma agraria.
4. Menyerukan kepada seluruh elemen gerakan rakyat, organisasi masyarakat sipil, dan kalangan akademisi untuk bersolidaritas menolak segala bentuk kriminalisasi terhadap perjuangan petani.
5. Menuntut PT PMB untuk bertanggung jawab atas tindakan represif yang dilakukan terhadap warga dan menghentikan segala bentuk intimidasi.
“Perjuangan reforma agraria adalah jalan menuju keadilan sosial. Kami tidak akan tinggal diam. Kekerasan tidak akan membungkam perjuangan. Tanah untuk petani, bukan untuk korporasi rakus yang merampas kehidupan rakyat,” tegas Yosep menutup pernyataannya.
Hidup Petani! Hidup Perjuangan! Tanah untuk Rakyat!
(Red)