
Pangandaran, Sergap.live – Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Pangandaran, Ahmad Irfan Alawi menyampaikan keprihatinan mendalam terkait persoalan tabungan siswa yang macet dan belum terselesaikan secara menyeluruh hingga kini.
Ia menilai, persoalan yang telah berlangsung hampir delapan tahun tersebut terus menjadi masalah berulang setiap akhir tahun ajaran.
“Pertama, saya atas nama pribadi dan Ketua Dewan Pendidikan Pangandaran merasa sangat prihatin dan menyayangkan bahwa persoalan macetnya tabungan siswa selama hampir delapan tahun ini belum bisa teratasi dan diselesaikan secara baik,” ujar Irfan Alawi.
Menurutnya, fenomena tabungan macet ini seolah selalu menghantui dunia pendidikan dasar setiap tahun. Namun hingga kini, ia melihat belum ada langkah konkret dan memadai dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), khususnya dari Bidang Pendidikan SD, untuk mengarahkan penyelesaian masalah tersebut.
“Bahkan ada kesan bahwa Kabid SD merasa tidak peduli dengan persoalan ini dengan menyatakan bahwa kejadian tersebut terjadi saat dia belum menjabat sebagai Kabid SD,” tambah Irfan.
Irfan mengungkapkan bahwa jumlah tabungan bermasalah di Pangandaran masih sangat besar, dengan estimasi mencapai hampir Rp7 miliar. Dana tersebut tersebar di hampir seluruh kecamatan, khususnya di berbagai sekolah dasar negeri.
“Penyelesaian selama ini selalu bersifat sporadis dan kasuistik ketika persoalan muncul di berbagai SD. Tidak ada langkah sistematis dan terstruktur,” katanya.
Ia menegaskan bahwa sudah seharusnya Disdikpora melakukan langkah khusus dan serius dengan menelusuri secara menyeluruh jumlah tabungan macet di seluruh SD di Pangandaran. Mulai dari pendataan total kerugian, lokasi sekolah terdampak, hingga siapa pihak yang bertanggung jawab.
“Buat regulasi yang jelas dan rancang roadmap penyelesaian tabungan macet ini. Karena jika terus dibiarkan, dikhawatirkan akan ada dampak yang kurang menguntungkan bagi dunia pendidikan di Kabupaten Pangandaran,” tandas Irfan.
(Red-@BD)