
Garut, Sergap.live – Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas), Agus Andrianto, melakukan kunjungan kerja ke Lapas Kelas IIA Garut dalam rangka mendorong penguatan program pembinaan berbasis kemandirian dan ekonomi produktif warga binaan.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Agus menyampaikan pentingnya peran aktif Kepala Lapas dalam membangun jejaring kerja sama dengan pihak luar. Hal ini, menurutnya, bertujuan agar hasil karya warga binaan dapat memiliki nilai tambah dan mampu bersaing di pasar, baik domestik maupun internasional.
“Lapas bukan sekadar tempat pembinaan, tetapi juga ruang untuk mencetak karya bernilai ekonomi. Kepala Lapas harus menjalin kolaborasi strategis agar produk hasil karya warga binaan bisa dikenal dan diterima pasar,” tegas Agus saat berdialog dengan jajaran pegawai Lapas Garut.
Salah satu bentuk konkret dari pembinaan ekonomi yang diapresiasi oleh Menteri Agus adalah program pengolahan sabut kelapa menjadi coir shade, yang telah menjadi komoditas ekspor andalan Lapas Garut. Program ini secara langsung memberdayakan ratusan warga binaan dalam proses produksi.
Selain itu, Lapas Garut juga menjalankan berbagai program pembinaan produktif seperti peternakan ayam dan domba, budidaya maggot, konveksi, serta pertanian di lahan tidur. Inisiatif tersebut tidak hanya memberikan bekal keterampilan kepada warga binaan, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Agus juga memberikan apresiasi khusus kepada Kalapas Kelas IIA Garut, Rusdedy, yang dinilai mampu mengoptimalkan potensi daerah. Melalui keterlibatannya di komunitas lokal, Rusdedy berhasil membangun kerja sama yang berbuah pada lahirnya berbagai kegiatan produktif di dalam Lapas.
“Pak Rusdedy menunjukkan bahwa kepemimpinan yang adaptif terhadap lingkungan sekitar sangat penting. Dari sinilah muncul ide-ide inovatif seperti industri sabut kelapa. Ini patut dicontoh,” tambahnya.
Di akhir kunjungannya, Menteri Imipas meninjau langsung area kerja warga binaan, termasuk unit produksi coir shade dan konveksi. Ia berharap model pembinaan seperti di Lapas Garut dapat diterapkan di lembaga pemasyarakatan lain di Indonesia, sehingga warga binaan memiliki bekal nyata untuk kembali ke masyarakat.
(Red-@MIR)