
Pangandaran, sergap.live – Kekhawatiran warga Dusun Nagrak, RT 05 RW 09, Desa Karangsari, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, semakin memuncak akibat kondisi dinding Sungai Cipicung yang kian kritis.
Longsor yang terus menggerus tanggul kini hanya menyisakan jarak sekitar satu meter dari pemukiman warga.
Erosi yang terjadi bukanlah peristiwa baru. Menurut warga, tanggul ini telah mengalami pengikisan selama lebih dari dua tahun terakhir.
Situasi memburuk saat musim hujan tiba karena derasnya aliran air mempercepat longsoran.
“Dapur rumah saya sekarang persis di tepi sungai. Pintu belakang sudah menghadap langsung ke aliran air.
Kedalaman sungai ini kira-kira tujuh meter dari permukaan. Saya selalu merasa takut rumah saya dan rumah tetangga akan ikut ambruk saat hujan deras,” ungkap Praitno (41), warga yang terdampak paling parah.
Warga setempat menegaskan bahwa kondisi tanggul sudah tidak memungkinkan diperbaiki dengan cara darurat.
Mereka meminta agar pemerintah, khususnya Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy, segera mengambil langkah nyata dengan perbaikan permanen.
“Kami sudah lelah menunggu survei tanpa ada tindak lanjut. Kami butuh tindakan konkret agar tanggul ini segera diperbaiki, bukan sekadar diukur dan dipetakan,” tambah Praitno Minggu 27/7/2025.
Apabila tidak ada penanganan segera, potensi longsor diperkirakan akan semakin parah saat musim penghujan. Debit air yang meningkat dapat mengancam keselamatan warga di sekitar lokasi.
Masyarakat berharap pemerintah daerah berkoordinasi dengan BBWS Citanduy untuk segera merealisasikan perbaikan.
Mereka juga meminta agar penanganan tidak hanya fokus pada tanggul yang kritis, tetapi juga pada penguatan seluruh jalur Sungai Cipicung untuk mencegah bencana di masa mendatang.
(Red-@BD)